Dalam arti ini, Harry Potter sebagai budaya populer tak hanya dilihat dari bagaimana respons audiens (publik) terhadap produk ini, tetapi juga dari sisi-isinya, di mana tokoh yang digambarkan di sini adalah tokoh anak yang bisa dikatakan berasal dari kelas masyarakat bawah (tak punya orangtua, disia-siakan oleh paman dan bibinya), namun ia memiliki "takdir" sebagai seorang yang nantinya menjadi penyihir penting. Dalam arti ini, ia tengah menaiki tangga kelas sosialnya. Dan si penulisnya yang terpuruk secara ekonomi, menjadikan Harry Potter ini sebagai salah satu alasan utama untuk membuatnya bertahan hidup. Di sini letak perlawanannya.(By:I.Haryanto/ASmAP)
Sep 03
Sep
03
SIHIR POTTER, BUDAYA POPULER, DAN "POTTER WAR" Bagian 2
Dalam arti ini, Harry Potter sebagai budaya populer tak hanya dilihat dari bagaimana respons audiens (publik) terhadap produk ini, tetapi juga dari sisi-isinya, di mana tokoh yang digambarkan di sini adalah tokoh anak yang bisa dikatakan berasal dari kelas masyarakat bawah (tak punya orangtua, disia-siakan oleh paman dan bibinya), namun ia memiliki "takdir" sebagai seorang yang nantinya menjadi penyihir penting. Dalam arti ini, ia tengah menaiki tangga kelas sosialnya. Dan si penulisnya yang terpuruk secara ekonomi, menjadikan Harry Potter ini sebagai salah satu alasan utama untuk membuatnya bertahan hidup. Di sini letak perlawanannya.(By:I.Haryanto/ASmAP)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar