SIHIR POTTER, BUDAYA POPULER, DAN "POTTER WAR" Bagian 1

Welkomenarum Introductrum

Harry Potter

Tiga belas tahun lalu, ide itu masih berputar-putar di benak penulisnya, Joanne Kathleen Rowling (J.K. Rowling). Tetapi kemudian lihat, dalam sepuluh tahun kemudian, Harry Potter telah menjadi salah saru ikon dunia yang akan dikenang terus dalam sejarah kebudayaan populer dunia, baik sebagai produk novel maupun film yang mencatat prestasi fantastik. Buat banyak orang, itulah misteri dari kekuatan suatu cerita, tetapi di sisi lain, ada yang mungkin merasa bahw itulah karunia yang telah didapat seorang penulisnya, dan kemudian bisa menjadikannya bukan hanya miliknya sendiri, tetapi juga milik dunia.

Dari mana "sihir" itu berasal? Mulanya, adalah kesumpekan yang dirasakan J.K. Rowling saat kereta api yang ditumpanginya mogok di Inggris. Karena tak tahu apa yang hendak dikerjakan, Rowling kemudian "membiarkan" otaknya berputar-putar sendiri, merangkai kisah imajinasi yang akhirnya sekarang bisa dinikmati oleh ratusan juta - mungkin miliar - orang di dunia.

Bagaimanapun juga, ide cerita ini sendiri memang menarik, tak cuma untuk anak belasan tahun, tetapi juga orang dewasa yang masih mau terbuka pada ide-ide baru. Ceritanya tentang seorang anak muda belasan tahun yang tak tahu bahwa ia dikaruniai kuasa sihir, yang telah sejak berdekade sebelumnya diketahui orang. Semacam "satrio piningit" dalam dunia sihir di Inggris sana.
Bocah ini kemudian bersekolah, tetapi bukan di sekolah formal seperti anak normal lainnya, melainkan di sekolah sihir Hogwart. Di Hogwart ada banyak anak yang bersekolah, ada yang keturunan penyihir, ada yang muggle (manusia nonpenyihir), dan ada yang berdarah campuran. Nah, dari sini kisah kemudian menjadi menarik, karena di sekolah itu ada persaingan antargeng, ada sentimen turun-temurun, ada iri, dengki, ada orang jahat, ada guru yang bijak, ada guru yang terlihat kasar namun melindungi, ada teman-teman sekolah yang cantik, yang konyol, lalu ada modul pelajaran yang menarik seperti sistem pertahanan terhadap sihir monster, dan juga ada monster-monster yang bisa setiap saat mengganggu kehidupan kampus. Tentu saja, karena ini kisah tentang Harry Potter, sudah bisa kita tebak, siapa pahlawan dan pemenang dari setiap episode ini.

Dunia sihir, dunia magis dalam kisah Harry Potter tak tampil dengan serba "gelap", karena ada larangan untuk menggunakan sihir dalam dunia para muggle. Jadi, sihir dipakai dalam dunia mereka sendiri. "Tak ada dosa" jadinya di sini. Sihir saling bertarung, saling beradu keahlian mengucap mantra, dan juga tak ada takdir (destiny) di mana Potter-lah yang kelak akan menjadi penyihir termasyur di dunia para penyihir.

Sebagai sebuah kisah, tentu saja Harry Potter memenuhi berbagai kriteria kesuksesan sebuah cerita; ia memiliki plot yang rapi, sebuah dunia yang sangat bisa dieksplorasi ke sana kemari, seakan menciptakan "dunia tersendiri", lengkap dengan para tokoh, dengan segenap tingkahnya, dengan berbagai peralatan "aneh" (mobil terbang, tongkat sihir, topi penyihir, olahraga quidditch, dan lain-lain), dengan berbagai kostum, berbagai adat kebiasaan, berbagai suspense yang terjadi, dan pula berbagai mantra ajaib.

Sungguh luar biasa kreatif Rowling ini, sehingga imajinasi liarnya membuat batas apakah ini buku bacaan anak atau dewasa, tak lagi jelas, dan yang pasti para pembacanya masuk dari dua lapis yang disasar tadi.

Karena kekuatan karakter ini pulalah, Harry Potter mencatat rekor di mana-mana. Semua judul buku berbau Harry Potter, misalnya, pernah berminggu-minggu menduduki daftar buku terlaris dalam berbagai kategori (buku umum, buku fiksi, buku fiksi anak-anak), sebagaimana tercatat dalam Publishers Weekly, atau The New York Times. Kehadiran tiap judul buku baru Harry Potter membuat ribuan anak rela mengantre berjam-jam untuk mendapatkan kopi pertama buku ini. Yah, itulah paduan antara gimmick pemasaran, dan juga kualitas yang memang hendak dijual.(By:I.Haryanto/ASmAP)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar